- Back to Home »
- Aksara Lontara
Posted by : Unknown
Senin, 19 Oktober 2015
Aksara Lontara
Di sini saya tidak akan mengu/opas tentang penggunaan dan penulisan aksara lontara di karenakan terlalu sulit dan rumit. Bahkan mungkin bapak saya tidak bisa :v.
1. Pengertian
Lontara adalah aksara tradisional masyarakat Bugis-Makassar.
Bentuk aksara lontara menurut budayawan Prof Mattulada (alm) berasal dari
"sulapa eppa wala suji". Wala suji berasal dari kata wala yang
artinya pemisah/pagar/penjaga dan suji yang berarti putri. Wala Suji adalah
sejenis pagar bambu dalam acara ritual yang berbentuk belah ketupat. Sulapa
eppa (empat sisi) adalah bentuk mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang
menyimbolkan susunan semesta, api-air-angin-tanah. Huruf lontara ini pada
umumnya dipakai untuk menulis tata aturan pemerintahan dan kemasyarakatan.
Naskah ditulis pada daun lontar menggunakan lidi atau kalam yang terbuat dari ijuk
kasar (kira-kira sebesar lidi).
2. Sejarah
Lontara adalah perkembangan dari tulisan Kawi yang digunakan
di kepulauan Indonesia sekitar tahun 800-an. Namun dari itu, tidak diketahui
apakah Lontara merupakan turunan langsung dari Kawi atau dari kerabat Kawi lain
karena kurangnya bukti. Terdapat teori yang menyatakan bahwa tulisan Lontara
didasarkan pada tulisan Rejang, Sumatra selatan karena adanya kesamaan grafis
di antara dua tulisan tersebut. Namun hal ini tidak berdasar, karena beberapa
huruf lontara merupakan perkembangan yang berumur lebih muda.
Istilah "Lontara" juga mengacu pada literatur
mengenai sejarah dan geneologi masyarakat Bugis. Contoh paling panjang dan
terkenal barangkali merupakan mitos penciptaan bugis Sure’ Galigo, dengan
jumlah halaman yang mencapai 6000 lembar. Lontara pernah dipakai untuk menulis
berbagai macam dokumen, dari peta, hukum perdagangan, surat perjanjian, hingga
buku harian. Dokumen-dokumen ini biasa ditulis dalam sebuah buku, namun
terdapat juga medium tulis tradisional bernama Lontara’, dimana selembar daun
lontar yang panjang dan tipis digulungkan pada dua buah poros kayu sebagaimana
halnya pita rekaman pada tape recorder. Teks kemudian dibaca dengan menggulung
lembar tipis tersebut dari kiri ke kanan.
Walaupun penggunaan aksara Latin telah menggantikan Lontara,
tulisan ini masih dipakai dalam lingkup kecil masyarakat Bugis dan Makassar.
Dalam komunitas Bugis, penggunaan Lontara terbatas dalam upacara seperti
pernikahan, sementara di Makassar tulisan Lontara kadang dibubuhkan dalam tanda
tangan dan dokumen pribadi.
Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Lontara